Jalur mudik dari Jakarta menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mulai ramai pada Senin (6/9/2010) besok (H-4). Dalam melakukan perjalanan jauh, entah siang atau malam, tak cuma kondisi mobil dan fisik pengemudi yang harus prima. Setidaknya ada enam "peluru" yang bisa menyebabkan nyama pengemudi dan keluarga bisa melayang.
Unsur-unsur tersebut disusun berdasarkan persentase kecelakaan (dari tertinggi sampai terendah) karena peluru tadi, baik tunggal maupun gabungan. Jadi, waspadalah terhadap enam hal di bawah ini.
1. Gangguan (distraction)
Inilah pembunuh nomor satu dari setengah kecelakaan fatal lantaran konsentrasi pengemudi tidak 100 persen ke jalan raya dan gangguan bisa dari luar ataupun dalam mobil. Gangguan terdata dari Amerika dikarenakan menelepon atau SMS, mengalihkan mata, mengatur audio, mengurus anak atau membaca sesuatu.
Gangguan lain, faktor psikologis seperti masalah pribadi, trauma yang baru saja terjadi, panik, dan lainnya. Cara mengatasinya, curahkan 100 persen perhatian, pandangan, dan konsentrasi pada aktivitas mengemudi. Ingat saja moto ini: "Good drive, Just drive."
2. Lelah dan mengantuk
Kedua faktor ini memiliki efek mirip dengan mabuk, tetapi dinilai lebih berbahaya karena keduanya bisa datang tanpa diduga. Ciri-ciri kelelahan antara lain mata berat dan sering menutup lama, penglihatan sulit fokus, sering menguap, gelisah, mobil berpindah jalur tanpa dikehendaki, atau sulit berkonsentrasi penuh ke jalan. Paling aman, bawalah pengemudi pengganti yang layak.
3. Alkohol dan obat-obatan
Menenggak alkohol atau mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan, sama saja dengan menghilangkan sebagian besar kemampuan otak dan mengalami kemunduran drastis, terutama dalam hal reaksi, perhitungan manuver, kepekaan pada kecepatan, dan kehalusan sensor motorik.
Selain alkohol, Anda mesti mewaspadai obat yang menimbulkan rasa kantuk seperti obat flu atau batuk, tidak boleh setetes pun dikonsumsi selama mengemudi.
4. Kecepatan
Faktor ini punya kontribusi besar terhadap gaya impak yang diterima mobil dan penumpangnya, tergantung tingginya kecepatan. Menurut penelitian NHTSA yang kerap melakukan crash test, bila menaikkan kecepatan dari 80 ke 120 km/jam, energi yang menimpa tubuh kita bertambah lebih dari 2 kali. Selain itu, kecepatan tinggi akan mengurangi waktu untuk menghindari kecelakaan atau pengereman. Disarankan, jangan melewati batas kecepatan maksimum dan menyetarakan kecepatan kita dengan kendaraan lain untuk meminimalisasi risiko kecelakaan fatal.
5. Mengemudi agresif
Menurut NHTSA, pengemudi agresif yaitu mereka yang mengemudi dengan egois, melewati batas kemampuan pribadi maupun mobil, tak memedulikan peraturan dan keselamatan, serta ceroboh. Sedangkan aksi-aksi agresif sering menimbulkan kecelakaan, antara lain membuntuti mobil terlalu dekat, menyerobot lampu lalu lintas, berpindah jalur terlalu sering, memepet pengemudi lain, dan mengerem mendadak.
Cara mengatasi, berpikir positif, rendah hati, sabar, dan berangkat tepat waktu.
6. Cuaca
Ada dua hal penyebab terjadinya kecelakaan, yakni daya pandang lebih terbatas dan daya cengkeram ban ke jalan memburuk. Untuk di Indonesia, cuaca yang mesti diwaspadai hujan deras. Kebiasaan memasang lampu hazard membuat risiko kecelakaan semakin tinggi, terutama buat kendaraan di belakangnya karena, selain mata lelah, kepekaan terhadap lampu rem berkurang. Bila jarak normal 2 detik dengan mobil di depan, kala hujan jauhi lagi menjadi 3 detik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar