Keberadaan pohon menjadi kendala besar bagi semua pihak termasuk PLN. Bahkan, untuk memangkas dahan saja membutuhkan waktu dan usaha yang cukup keras agar pemilik pohon mau merelakannya.
"Mungkin sudah tradisi di wilayah Prabumulih dan sekitarnya menghargai sebuah pohon sangat tinggi," ujar Kepala PLN Ranting Prabumulih Ir H Hamran Ahmad, Minggu (5/9/2010).
Hamran menyebutkan, pihaknya selalu kesulitan membersihkan jaringan untuk kelancaran aliran listrik. Jaringan berupa kabel yang melintang dari travo ke rumah-rumah warga itu banyak tertutupi pohon, terutama pohon karet warga.
Saat PLN berusaha memangkas penghalang itu, dapat dipastikan bahwa masyarakat akan menghalanginya. Pemangkasan tidak akan terjadi sampai PLN memberikan ganti rugi tanam tumbuh. "Padahal, cuma dahannya saja yang dipangkas, bukan seluruh pohon dicabut," katanya.
Ia mencontohkan tindakan warga Sialingan, Lembak, yang sempat menyerbu bahkan menyandera petugas PLN karena berusaha membersihkan jaringan yang melintasi kebun karet warga. Tidak hanya itu, warga Karangendah, Muaraenim, juga siap mati agar sebuah pohon kelapa tidak dipangkas PLN.
Sementara pembersihan jaringan dilakukan agar aliran listrik tidak terganggu hingga ke rumah warga. Pemangkasan dilakukan guna memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.
"Kami hanya menghindari kerusakan bila terjadi badai hingga menyebabkan pohon roboh. Jika jaringan rusak, warga juga yang terganggu," ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar