Banten masih terbilang muda menjadi provinsi. Layaknya anak muda yang penuh gairah, Banten terus menata diri dengan ragam potensi yang dimilikinya. Kekhasan dan keunikan bisa ditemukan di provinsi pecahan Jawa Barat ini. Mulai seni budaya, kuliner, wisata belanja, dan sisi religius masyarakat dan budayanya.
Setidaknya inilah yang disampaikan 10 finalis Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) Tingkat Daerah Banten, dalam sesi penjurian di Serpong Town Square, Serpong, Jumat (17/9/2010) lalu.
Anda tentu mengenal seni debus atau masyarakat Badui yang masih mempertahankan tradisinya. Di Banten, semua kekhasan ini bisa ditemukan. Banyak lagi keunikan seni budaya yang menjadi daya tarik pariwisata Banten. Akhirnya, kembali lagi, potensi wisata menjadi andalan para finalis yang akan memperebutkan gelar puteri Banten pada Grand Final, Sabtu malam ini.
Perthalia Noery Perdanasari Rosul (22), kontestan yang berdomisili di Ciledug, Tangerang, begitu antusias menyebutkan seni budaya Banten dalam sesi wawancara dengan lima juri PPI Banten.
"Banten dikenal dengan ragam tarian dan seni yang religius. Seperti tari Saman khas Banten atau marawis," katanya.
Banten juga dikenal dengan tari Cokek atau tari Topeng, yang menjadi potensi budaya untuk mengembangkan wisata di provinsi para jawara ini.
Winda Nur Adli (18), peserta termuda keturunan Palembang dan Sunda yang berdomisili di Pamulang, Tangerang, juga melihat wisata budaya sebagai daya pikat Banten.
"Angklung Buhun misalnya, menjadi peralatan musik masyarakat Lebak yang unik sebagai alat pemersatu lintas generasi," ungkapnya saat ditemui Kompas Female sambil menunggu giliran wawancara sesi penjurian.
Sesi penjurian menjadi salah satu tolok ukur penilaian ajang PPI. Di sinilah para peserta diuji pemahamannya seputar provinsi yang diwakilinya, dan tentu saja berbagai pengetahuan umum lainnya. Termasuk diminta pendapatnya tentang infrastruktur yang memengaruhi keberhasilan pengembangan pariwisata suatu daerah, hingga mengenai berbagai peraturan daerah.
Mengenali potensi daerah secara utuh menjadi salah satu kunci keberhasilan calon puteri Indonesia. Meski nantinya, dengan gelar nasional, sang puteri takkan hanya mewakili daerah asal, melainkan menjadi duta bagi negaranya.
Seperti pandangan Yovita Lesmana (25) tentang potensi wisata Banten kaitannya dengan akses transportasi. Finalis yang berdomisili di Bintaro ini mengutarakan potensi wisata Banten belum terekspos. Menurutnya hal ini bukan hanya disebabkan oleh masalah infrastuktur, terutama soal akses jalan yang perlu diperbaiki lagi, tetapi juga kurangnya promosi mengenai potensi tersebut.
"Banyak hal positif di Banten. Tak hanya potensi wisata alam seperti pantai atau wisata berkonsep go green di Ujung Kulon. Berbagai kegiatan positif yang memberdayakan perempuan juga banyak muncul di Banten, seperti pelatihan menjahit untuk para perempuan. Bahkan kesenian tarian Banten sudah dikenal di mancanegara," paparnya kepada Kompas Female.
Wisata kuliner di Banten
Banten di mata para calon puteri ini, juga memiliki ragam makanan khas. Sebut saja sate bandeng, soto laksa, atau kue cucur.
"Jika ingin menikmati tradisi makan sate bandeng yang khas Banten, datang saja ke pulau Umang. Atau bisa juga mendapatkan makanan khas ini di food court," ujar Yovita yang berprofesi sebagai personality trainer.
Banten memang tak jauh dari ibukota. Sejumlah kota di Banten merupakan kota satelit yang berkembang pesat. Seperti Bintaro, Bumi Serpong Damai atau BSD, dan lainnya yang kebanyakan kawasan pemukiman. Kini, kota penyanggah tersebut juga menjadi sentra bisnis yang tak kalah ramai dengan Jakarta. Termasuk, pusat makan dan belanja.
"Selain memiliki pantai yang indah, Banten juga memiliki berbagai tempat hiburan seperti BSD dengan Teras Kota atau sejumlah mal, restoran besar maupun yang berlokasi di kawasan ruko (rumah toko), dan digemari sebagai tempat berkumpul bersama keluarga atau teman," jelas Winda.
Wisata belanja
Jika sudah menikmati sate bandeng khas Banten, atau mengunjungi kawasan pantai yang alami, saatnya berbelanja. Jika pedalaman Banten banyak menawarkan kerajinan, tak jauh dari Jakarta juga banyak ditemui pusat belanja.
Yovita menyebutkan, di Cipadu, Tangerang, Anda memasuki kawasan pusat tekstil yang cukup lengkap dan harga bersaing. "Harganya bisa lebih murah dari Mangga Dua," akunya.
Barang tekstil berkualitas, contohnya bed cover, bisa Anda temui di sini dengan harga lebih miring. Dari sumber pengrajin yang sama, Anda bisa mendapatkan harga berbeda jika barang-barang ini diberi merek dan dijajakan di Jakarta.
"Bahkan sejumlah toko menerima pembayaran dengan kartu kredit," ungkapnya sekaligus menyayangkan akses jalan dan lahan parkir yang terbatas mengurangi daya tarik bagi kalangan menengah atas yang ingin datang ke pusat tekstil di Cipadu.
Banten menjadi daerah potensial di segala lini, termasuk pendidikan, kata Yovita. Sejumlah universitas berdiri kokoh dan berkembang dengan kualitas bermutu di provinsi ini.
Inilah kekhasan Banten di mata tiga calon puteri Banten. Tak sekadar pusat seni budaya, namun juga kaya dengan potensi alam, kuliner, wisata belanja dan tempat kumpul keluarga hingga pendidikan. Lengkap untuk sebuah provinsi muda yang masih perlu banyak belajar mempercantik lagi dirinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar