Memiliki payudara berukuran besar ternyata bisa menimbulkan banyak masalah. Selain bisa menimbulkan rasa sakit kronis di punggung, payudara berukuran "sentosa" ini juga bisa memicu kanker payudara.
Sebuah penelitian menunjukkan, berkurangnya ukuran payudara karena faktor usia ikut mengurangi risiko kanker payudara. "Lebih dari 50 studi telah menunjukkan, payudara yang besar berisiko kanker. Kini kami mencoba membuktikan apakah risiko itu menurun seiring dengan usia," kata Celine M Vachon dari College of Medicine dari Mayo Clinic Minnesota, AS.
Payudara yang terlalu besar dan padat biasanya memiliki lemak yang lebih sedikit dibanding jaringan dan kelenjar. Pemeriksaan mamogram pada payudara yang terlalu tebal sering kali memberikan hasil yang kurang akurat karena lebih sulit mendeteksi keabnormalan.
Dalam risetnya, Vachon dan timnya mengikuti riwayat kesehatan 19.924 perempuan berusia lebih dari 35 tahun yang tidak pernah didiagnosis kanker payudara. Para peneliti melihat perubahan ukuran payudara dan diagnosis kanker.
Kemudian, secara acak dipilih 219 perempuan yang dalam periode 6 tahun didiagnosis kanker payudara dan 1.900 perempuan yang bebas kanker. Perempuan yang menderita kanker cenderung memiliki payudara berukuran besar.
Operasi pengecilan payudara ternyata tidak menekan risiko kanker. Terbukti, 38,6 persen yang memperkecil payudaranya menderita kanker. Bandingkan hal itu dengan 37 persen dari kelompok yang tidak melakukan perubahan apa pun.
Terapi sulih hormon pada masa menopause yang bisa meningkatkan kepadatan payudara juga ikut meningkatkan risiko kanker hingga 20 persen. Menurut dr Joanne Mortimer, ahli onkologi, makin tinggi estrogen, makin besar risiko kanker payudara. "Kepadatan payudara berkait erat dengan tingginya kadar hormon estrogen dalam tubuh," katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar