JAKARTA, KOMPAS.com — Diduga stres akibat penyakit kanker yang dideritanya tak kunjung sembuh, Tjhin Piang Nam (60) bunuh diri dengan meloncat dari lantai 5 Gajah Mada Plaza di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin (14/6/2010) pukul 10.00.
Tempat Tjhin melompat di lantai lima adalah di depan Diskotek Millenium. Saat melompat, laki-laki gaek itu mengenakan kemeja putih dan celana panjang coklat serta bersandal jepit.
Menurut Lastri (23), penjaga konter minuman ringan di lantai empat, dia melihat lelaki tua itu berdiri di dekat pagar pembatas setinggi 1,2 meter yang terbuat dari akrilik.
"Sebelum loncat, dia berdiri sambil menyandarkan dadanya ke pagar pembatas dan kedua tangannya menjulur ke bawah," ujarnya.
Lastri yang kala itu sedang menata dagangan tidak menghiraukan karena dia mengira orang itu adalah pengunjung Diskotek Millenium yang akan pulang.
"Biasanya jam segitu pengunjung diskotek baru keluar mau pulang. Waktu dia berdiri di dekat pagar pembatas, tampak karyawan dan para wanita dari diskotek itu baru akan pulang," katanya.
Beberapa saat kemudian, kata Lastri, lelaki tersebut naik pagar pembatas dan melompat. Tubuhnya jatuh ke lantai dasar mal dengan posisi telungkup dan tewas seketika dengan luka di kepala.
Dalam dompet di saku celananya didapati kartu identitas yang menunjukkan bahwa dia warga Jalan Sawahlio, Gang IX, Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Tubuh Tjhin jatuh tepat di depan konter tas dan dompet milik Edi. Salah seorang pegawai Edi, Abil (22), mengatakan, saat tubuh lelaki tua itu menghantam lantai, dia sedang merapikan barang dagangan.
Seorang petugas satpam Diskotek Millenium yang tidak mau menyebutkan namanya membantah bahwa lelaki yang bunuh diri itu tamu Millenium. "Karena orang itu hanya bersandal jepit, saya tidak yakin dia pengunjung diskotek. Pasalnya, pengunjung diskotek harus berpenampilan rapi dan bersepatu," katanya.
Kepala Unit Reskrim Polsektro Gambir Ajun Komisaris Mustakim mengatakan, diduga Tjhin bunuh diri lantaran stres memikirkan penyakitnya yang tak kunjung sembuh.
"Kami memperoleh informasi dari temannya bahwa sebulan lalu dia sempat bercerita tidak bisa mengobati penyakit kankernya dan ingin mati di Jakarta," ujarnya.
Keterangan itu diperkuat salah seorang anak Tjhin yang tinggal di Kalimantan Barat, yang saat menghubungi Mustakim menuturkan bahwa ayahnya mengidap penyakit kanker sejak lama.
"Dari kamera CCTV di mal terlihat bahwa sebelum kejadian itu Tjhin menggunakan eskalator saat naik ke lantai 5. Dengan demikian, Tjhin bukanlah pengunjung diskotek, melainkan pengunjung mal," ujar Mustakim.
Mustakim mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan dari satpam mal, pengelola mal, dan dua pedagang yang melihat Tjhin meloncat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar