Kondisi Abdul Hadi, 50 tahun, yang tubuhnya ditumbuhi banyak kutil, sampai saat ini masih memprihatinkan. Warga Desa Buduk Sempadang, Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat ini, hanya pasrah menerima nasib. Ia sudah menderita penyakit ini sejak berusia 12 tahun.
Abdul Hadi jauh dari berpunya. Ia menetap di rumah berukuran 3 x 5 meter yang berlantaikan papan yang sudah bolong-bolong. Kamar pun hanya satu. Terlihat jelas atap rumahnya sudah bocor. Di kala musim hujan, air masuk membasahi rumah.
Untuk mencapai daerah rumah Abdul Hadi yang terpencil, butuh waktu enam jam berjalan kaki dari jalan besar. Untuk mencapai daerah itu sangat sulit.
Ketika ditemui VIVAnews.com, Abdul Hadi menceritakan kutil yang tumbuh di tubuhnya semakin lama semakin berkembang biak. Yang membuat dia takut, saat digaruk, bentolan-bentolan itu mengeluarkan darah.
Dia sudah berusaha berobat ke dokter guna menyembuhkannya. “Saya hanya diberikan obat sekedarnya saja oleh dokter, saya tak tahu harus mengadu ke mana lagi,” katanya, setengah putus asa.
Pernah dia diperiksa oleh dokter ahli di rumah sakit. Namun, menurut hasil pemeriksaan, dirinya dinyatakan menderita penyakit TBC kulit. “Saya tak mengerti penyakit apa itu karena saya orang kampung,” ujarnya.
Toh, dia tetap berharap dapat sembuh dari penyakit yang sudah lama dideritanya ini. Menurutnya, harapan untuk sembuh selalu disimpannya di dalam hati.
Keseharian Abdul Hadi, yang telah memiliki istri dan dikaruniai tiga orang anak, diisi dengan bertani dan berladang. Meski tergolong miskin, namun dia mengaku tak pernah meminta bantuan siapapun.
Kegigihan dan semangatnya luar biasa. Meski sakit, dia terus bekerja untuk menafkahi keluarganya.
“Yang terpenting saya bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dan menghidupi keluarga tanpa meminta belas kasihan orang lain,” kata Abdul Hadi.
Syukurlah, warga sekitar tidak pernah mengejek atau memandangnya rendah. “Warga di sini sudah terbiasa dengan pemandangan di tubuh saya,” katanya. Dia juga tidak merasa minder atau rendah diri.
Ketika ditanya apakah ada upaya dari pemerintah setempat untuk membantunya menyembuhkan penyakit itu, dia bilang belum ada.
“Saya pasrah saja pada Tuhan. Semuanya telah terjadi,” katanya.
Kondisi yang dialami Abdul Hadi mengingatkan kita pada kasus Dede Koswara, 39 tahun. Hanya saja, Dede yang dikenal sebagai "Manusia Akar" itu lebih beruntung. Dia pernah mendapat bantuan menjalani operasi gratis dari pemerintah, meski kini kutilnya masih saja tumbuh. (Laporan: Aceng Mukaram, Pontianak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar