Sejak zaman dulu, listrik sudah digunakan untuk mengatasi masalah kejiwaan. Jauh sebelum obat antidepresan dikembangkan, para ahli kejiwaan menggunakan terapi kejut listrik untuk mengatasi depresi berat.
Namun penggunaan alat tersebut mempunyai berbagai risiko termasuk hilangnya memori jangka pendek, sehingga harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional. Akibatnya, tidak sembarang orang bisa menggunakannya.
Agar dapat dimanfaatkan secara luas, sebuah perusaah elektronik di Eropa memproduksi perangkat yang dinamakan Alpha Stim. Sama seperti ECT (Electroconvulsive Therapy) atau terapi kejut listrik, alat ini juga menggunakan stimulasi arus listrik untuk mengatasi masalah kesehatan.
Alpha Stim dilengkapi 2 elektroda, yang bisa dipasang mudah dipasang pada daun telinga. Arusnya sangat kecil, berkisar antara 50-100 mikroampere sehingga tidak sampai menyebabkan kejang pada syaraf otak seperti yang terjadi pada ECT.
Listrik yang dialirkan ke otak melalui 2 elektroda itu akan mengaktifkan gelombang alfa, yang dapat menenangkan sistem saraf pusat. Mekanisme yang disebut cranial electrotherapy stimulation ini akan memicu perasaan rileks,
namun tetap terjaga.
Di Eropa, Alpha Stim telah digunakan oleh 12 juta orang dalam 20 tahun terakhir. Sementara di Amerika Serikat, alat ini juga digunakan oleh militer untuk mengatasi stres traumatik pada veteran perang yang pernah bertugas di daerah konflik.
Dr Bob Lister dari London Metropolitan University membenarkan bahwa aliran listrik pada alat tersebut mampu meredakan kegelisahan. Ia membandingkannya dengan hasil EEG, yang menunjukkan rekaman aktivitas otak selama penggunaan alat tersebut.
"Tidak ada salahnya mencoba terapi semacam ini sebelum mengonsumsi obat-obatan. Namun untuk trauma yang sangat mendalam, alat ini tetap tidak bisa menggantikan terapi bicara," ungkap Dr Lister, dikutip dari Telegraph, Selasa (3/8/2010).
Tidak hanya depresi dan kegelisahan, terapi dengan Alpha Stim juga bisa meredakan nyeri akibat berbagai gangguan seperti fibromyalgia maupun arthritis. Menurut Dr Lister, tingkat keberhasilannya dalam meredakan nyeri mencapai 80 persen.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar