Ustadz Abu Bakar Ba'asyir ditangkap berkaitan dengan keterlibatan langsungnya dalam rencana teror, kata polri.
Berbicara dalam konferensi pers di Jakarta hari Senin (9/8) Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang, Senin, menjelaskan Ba'asyir berperan aktif dalam rencana awal pembentukan "qoidah aminah" atau basis aman bagi gerakan terorisme di Aceh.
Selain itu, pimpinan Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Solo itu ditengarai polisi telah menunjuk Dulmatin yang ditembak mati pasukan antiteror beberapa waktu lalu di Pamulang, Tangerang, sebagai pemimpin lapangan rencana tersebut.
Menurut Edward, faktor lainnya yang mendorong polisi menangkap Ba'asyir adalah karena dia mengetahui rangkaian pelatihan gerakan terorisme di Aceh dan dia dilapori langsung orang lapangannya.
Abu Bakar Baasyir, 72 tahun, ditangkap di Banjar, Jawa Barat Senin pagi (9/8) dan dibawa ke Mabes Polri Senin siang dengan pengawalan ketat oleh personel Densus 88.
Selain salah seorang pendiri pesantren al-Islam Ngruki, dan bekas Amir Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI), dia juga pendiri Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Beberapa anggota JAT ditahan berkaitan dengan pengusutan kasus terorisme.
Kabar penahanan Baasyir tersiar hari Senin setelah tim antiteror Mabes Polri menangkap sejumlah orang yang diduga teroris di Cibiru, Bandung dan Subang, Jawa Barat, pada akhir pekan.
Baasyir pernah menghuni penjara selama lebih dari dua tahun atas dakwaan keterlibatan dalam serangan bom Bali Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang.
Namun, dia kemudian nyatakan tidak bersalah atas dakwaan dan dibebaskan pada tahun 2006. Dia hanya dinyatakan bersalah atas dakwaan pelanggaran keimigrasian.
Baasyir pernah dituduh menjadi pemimpin spiritual Jemaah Islamiyah, kelompok yang dikatakan terkait dengan al-Qaida. namun, Baasyir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar