Mudik memang sudah menjadi tradisi tahunan bagi penduduk Jakarta yang ingin merayakan Lebaran di kampung halaman mereka. Serba-serbi pulang kampung memang sangat menarik, bermacam-macam pemandangan seperti ini hanya dapat kita temui di stasiun atau terminal.
Di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (14/09/2010). Tidak hanya barang-barang kebutuhan seperti tas pakaian saja yang mereka bawa, tetapi barang bawaan yang seharusnya tidak perlu dibawapun mereka sertakan. Seperti, beras, bukan 1 liter atau 2 liter saja, tetapi karungan, bahkan ada yang membawa ayam jago dengan menggunakan tas rotan jinjing.
"Saya bawa si Jarwo (nama ayam jagonya) buat di kampung, saya sengaja pelihara di Jakarta dulu, pas mudik baru saya bawa kekampung," ujar Fahrul (30), pemudik asal Tegal.
Memang sangat unik pemandangan seperti ini dan jarang sekali kita temukan jika tidak di musim Lebaran. Mereka sengaja membawa hasil yang mereka dapatkan di Jakarta untuk dijadikan barang bawaan.
Ada pula pemudik yang berbondong-bondong membawa barang hasil kerjanya di Jakarta tidak merasa kerepotan. Mereka merasa bangga dengan bawaan mereka, karena merupakan hasil kerja kerasnya. "Saya sengaja bawa barang dari Jakarta, soalnya di kampung nggak ada," ujar Yon (35), pemudik asal Tegal, yang membawa kardus berisi barang elektronik.
Sungguh tradisi yang sangat unik, hal-hal yang tidak terpikirkan oleh kita pun bisa kita jumpai di musim mudik kali ini. "Saya bawa tas sampe 5 jinjing, isinya macem-macem, ada kue Lebaran sama baju-baju baru buat adik sama orang tua saya," ujar Warsito (40), penumpang KA lainnya.
Tidak hanya pemudik, penumpang arus balik pun melakukan hal yang sama. Mereka membawa hasil panen di kampung untuk dijadikan buah tangan dan di berikan untuk kerabat di Jakarta. "Saya bawa beras dari kampung, buat sendiri sama buat dibagi-bagi ke tetangga, itung-itung buat oleh-oleh," ujar Sono, pemudik lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar