Tanda-tanda perempuan berada dalam masa subur bisa diamati dari banyak hal, mulai dari perubahan suhu tubuh hingga kekentalan lendir di daerah kemaluan. Bisa juga dari perubahan sikapnya pada sang ayah, yakni tiba-tiba menjaga jarak dan jarang menelepon.
Perubahan sikap ini jarang disadari, namun selalu terjadi pada saat perempuan berada pada masa paling subur. Para ahli meyakini hal ini merupakan mekanisme kontrol naluriah seorang perempuan untuk menghindari terjadinya perkawinan inses atau sedarah.
Diduga mekanisme ini tidak hanya dibentuk oleh norma dan kebudayaan, tapi juga dipengaruhi faktor alamiah termasuk proses evolusi yang dialami manusia dari masa ke masa. Sebab beberapa spesies hewan konon juga menunjukkan perilaku yang sama, menjauhi pejantan yang masih berkerabat.
Pada manusia, perubahan perilaku pada masa subur tersebut diamati oleh para ahli dari University of California, Los Angeles (UCLA) belum lama ini. Responden yang dilibatkan meliputi 48 perempuan berusia subur yakni antara 18-22 tahun.
"Perempuan lebih jarang menelepon ayahnya ketika berada pada masa paling subur, dan tidak terlalu banyak bicara ketika meski ayahnya sudah berinisiatif untuk menghubungi," ungkap Martie Haselton dari UCLA seperti dikutip dari ScienceDaily, Rabu (1/12/2010).
Sebaliknya, penelitian ini mengungkap bahwa perempuan yang sedang subur cenderung lebih sering menghubungi ibunya. Pada masa paling subur, rata-rata responden menghubungi ibunya 4 kali lebih sering dibandingkan pada hari-hari biasa.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science ini bukan satu-satunya yang mengungkap perubahan perilaku pada perempuan saat memasuki masa subur. Beberapa penelitian sebelumnya mengaitkan masa subur dengan naluri untuk berbusana dan berbelanja pakaian seksi.
Sumber : us.health.detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar