Polisi Thailand mengumumkan sebuah granat meledak di ibukota, Bangkok, dan menyebabkan satu orang mengalami luka-luka serius dan meningkatkan kekhawatiran akan terjadi lagi kerusuhan.
Ledakan itu menyusul ledakan mematikan lima hari lalu dan berbagai aksi protes antipemerintah bulan April dan Mei.
Polisi mengatakan granat yang diikat dengan karet gelang dan dibungkus dalam kantung plastik itu diletakkan di sebuah tempat sampah.
Laki-laki yang mengalami luka-luka serius di seluruh badannya itu adalah orang yang menemukan granat.
Dia sekarang masih dirawat di rumah sakit.
"Saya tidak ingin berspekulasi mengenai penyebabnya saat ini dan apakah granat bermotif politik atau sebuah upaya untuk menimbulkan kericuhan," kata Letnan Jenderal Santarn Chayanond dari Kepolisian Bangkok kepada kantor berita Reuters.
Undang-undang darurat
Hari Minggu lalu sebuah bom kecil meledak di sebuah halte bis di Bangkok, menewaskan paling tidak satu orang dan melukai 10 orang lainnya.
Ledakan itu terjadi di sebuah daerah yang pernah diduduki oleh para pengunjuk rasa "baju merah" antipemerintah selama berminggu-minggu sampai mereka dibubarkan paksa oleh aparat keamanan bulan Mei lalu.
Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom tersebut.
Sebelumnya pada minggu ini pihak berwenang Thailand mencabut penerapan undang-undang darurat di enam provinsi, tetapi undang-undang itu tetap berlaku di 10 provinsi lain, termasuk di Bangkok.
Sekitar 90 orang meninggal dan 1.800 lainnya luka-luka selama konfrontasi antara kelompok "baju merah" dan aparat keamanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar