Trauma ledakan tabung gas elpiji kemasan 3 kg, agaknya, kian menghantui masyarakat. Sebagai aksi penolakan, sejumlah warga Dusun Blang, Desa Alue Berawe, Kecamatan Langsa, Kota Banda Aceh, membuang gas elpiji 3 kg bantuan pemerintah ke sawah.
Berdasar pantauan Rakyat Aceh (Jawa Pos Group) kemarin (22/7), tabung elpiji 3 kg tersebut diletakkan berjajar di pematang sawah dalam posisi hidup (terbuka). Sedangkan selang regulator diarahkan ke bawah sawah.
Menurut warga, ide membuang tabung gas ke sawah itu muncul secara spontan saat mereka menonton televisi yang memberitakan ledakan tabung elpiji 3 kg tersebut. ''Ya, awalnya, ada yang menyimpan tabung itu di kandang ayam. Tapi, karena berita ledakan tabung gas elpiji 3 kg terus terjadi, kami memutuskan membuang gas itu," beber seorang warga.
Dikatakan, tabung elpiji 3 kg plus perlengkapannya tersebut baru saja diterima warga dari pemerintah. Namun, bukannya senang, hampir semua warga malah takut. Mereka tetap menerima tabung itu karena diberikan secara gratis. Meski begitu, mereka tidak berani menggunakan. ''Boleh dicek, berapa yang menggunakan tabung itu," ujar warga lain.
Dia menambahkan, warga di kampungnya hanya membuang gasnya. ''Di tempat lain, ada yang lebih parah lagi. Usai menerima tabung itu, mereka langsung menjualnya dengan harga Rp 100 ribu," ungkapnya.
Karena tidak didahului sosialisasi, lanjutnya, sebagian besar warga tidak tahu tata cara penggunaan kompor gas. ''Minimnya pengetahuan itulah yang membuat warga membuang gas atau menjual tabung yang mereka terima," katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar