"Para CTKI tersebut usianya di bawah umur tetapi dalam dokumen pengiriman, umur mereka dituakan. Jadi dokumen itu dipalsukan," kata Kasubbag Humas Bag Ops Polrestabes Surabaya, Kompol Wiwik Setyaningsih, kepada wartawan di mapolrestabes, Jalan Taman Sikatan, Selasa (30/11/2010).
Hal tersebut, kata Wiwik, diketahui dengan melihat perbandingan berkas dokumen pengiriman yang tidak sinkron antara Kartu Susunan Keluarga (KSK), KTP dan Akta lahir. Di Akta lahir disebutkan jika yang bersangkutan berumur 19 tahun, tetapi KSK dan KTP nya menunjukkan yang bersangkutan sudah berumur lebih dari 19 tahun.
"Para CTKI juga mengaku jika umur mereka sengaja dituakan agar bisa berangkat bekerja ke luar negeri," tambah Wiwik.
Tujuan para CTKI tersebut adalah negara Hongkong dan Singapura. Di sana mereka dijanjikan bekerja sebagai pembantu. Para CTKI itu berasal dari Ponorogo, Ngawi, Magetan, Blitar dan kota lain di Jatim.
Mereka tergiur bisa bekerja di Hongkong dan Singapura karena selain gaji cukup besar, untuk bekerja di sana pun mereka tak dikenai biaya. Biaya itu akan diambilkan dari pemotongan gaji mereka selama 7 bulan bekerja di sana.
"Selama 7 bulan, gaji mereka akan dipotong 90% nya. Setiap bulannya mereka digaji 2.100 Dollar Hongkong," lanjut Wiwik.
Tetapi sebelum dikirim, para CTKI akan mendapatkan pelatihan atau training lebih dahulu selama 3 bulan di di PT Bama Mapan Sejahtera. Meski sudah menjadi tersangka, tetapi pemilik PT Bama Mapan Sejahtera, FX Handoko Lesmana, belum bisa diperiksa karena masih berada di Hongkong.
Sumber : us.surabaya.detik.com
0 comments:
Posting Komentar