Home » » Kapal PLTD Apung I, Saksi Bisu Kedahsyatan Tsunami Aceh 2004

Kapal PLTD Apung I, Saksi Bisu Kedahsyatan Tsunami Aceh 2004

Untuk mencapai bangkai Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung I, pengunjung harus memasuki jalan kampung sejauh kurang lebih 300 meter. Jalan itu tidak terlalu lebar, namun sudah beraspal mulus.

Sepanjang jalan, berjejer rumah-rumah penduduk Kampung Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, yang terlihat masih baru. Ketika gelombang tsunami menghantam Banda Aceh, 26 Desember 2004, sebagian besar rumah penduduk itu habis terseret air laut.

Lalu, tampaklah buritan kapal PLTD Apung I, yang teronggok di tengah-tengah kampung. Semakin dekat, ukuran besar kapal milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu semakin terasa. Cerobong asapnya menjulang tinggi ke langit.

PLTD Apung I adalah saksi bisu peristiwa tsunami yang mengerikan 6 tahun lalu itu di Aceh. Kedahsyatan gelombang itu salah satunya bisa dibayangkan dari 'nasib' kapal ini. PLTD Apung I, yang berbobot mati kurang lebih 200 ton, merangsek ke daratan sejauh 2 Km dari Pelabuhan Uleelheue.

"Sebelumnya, kapal ini berada di posisi 3 Km dari pelabuhan, lalu terbawa ke darat hingga ke kampung ini," kata Iwan, penduduk setempat, yang berprofesi sebagai guide dadakan ketika detikcom mengunjungi situs tsunami tersebut, Selasa (7/12/2010), kemarin.

Iwan, yang berhasil selamat saat tsunami, mengisahkan, kapal PLTD Apung I datang ke Aceh pada 2003. Sebelumnya, kapal pembangkit listrik berkapasitas 10 megawatt ini berlabuh di berbagai tempat. Sebelum ke Aceh, kapal yang mempunyai panjang 65 meter ini, terakhir 'bertugas' di Kalimantan Barat.

"Makanya ada tulisan WKB di atas itu, singkatan dari Wilayah Kalimantan Barat (WKB). Setahun setelah singgah di Aceh, lalu diempas tsunami," ungkap Iwan sambil menunjuk tulisan WKB di kapal berketinggian 10 meter itu.

Saat tsunami menerjang tanah rencong, lanjut Iwan, ada 11 ABK yang berada di kapal. Dari 11 orang itu, hanya 1 ABK yang selamat. ABK asal Kalbar tersebut beruntung selamat karena masih tetap berada di atas kapal ketika tongkang itu terbawa ombak ke daratan.

"Pas air surut, teman-temannya pada turun dari kapal. Hanya dia sendiri yang tidak turun. Nah, saat air laut mulai naik, teman-temannya itu kena tsunami, sementara dia yang tetap berada di atas kapal selamat," kata Iwan.

Sejak beberapa tahun ini, pengunjung yang datang untuk menyaksikan bangkai kapal tersebut, semakin banyak. Bahkan, ketika baru mendarat, orang dari luar Aceh menjadikan kapal PLTD Apung I ini sebagai tujuan pertamanya.

Pada Selasa sekitar pukul 14.00 WIB, itu, sedikitnya 50 orang berada di situs tersebut. Mereka tidak cuma bisa memandang kapal dari bawah, namun bisa menjelajah ke atas kapal berlantai 3 itu. Untuk ke atas kapal, pengunjung bisa melalui tangga besi yang ada di lambung kapal.

Tidak cuma PLTD Apung I, pengunjung bisa berjalan-jalan ke Taman Edukasi Tsunami, yang dibangun tidak terlalu jauh dari bangkai kapal. Taman tersebut sangat asri dengan pepohonan rindang di seluruh bagiannya. Jalan setapak yang dibangun berkelok-kelok membuat taman itu terlihat indah.

"Ada foto-foto tsunami yang dipajang di dekat taman, silakan kalau mau melihat-lihat," ucap Iwan. Sayang, singkatnya waktu berkunjung membuat tidak sempat mengunjungi 'Taman Edukasi Tsunami'.

Saat ini, Pemkot Banda Aceh terus membenahi lokasi di sekitar PLTD Apung I. Rencananya, kapal itu akan dikukuhkan menjadi salah satu lokasi wisata tsunami. Bahkan pada Februari lalu, Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin mengungkapkan keinginannya agar PLTD Apung menjadi salah satu keajaiban dunia.

sumber : detik.com
Share this article :

0 comments:

 
Support : Anas Arema.co.nr | Maya Chentil.co.nr | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011. Blog Berita Dan Info Online - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger